Pengertian
1. Etika
Kata ‘etika’ berasal dari kata Yunani ethos yang mengandung arti yang cukup
luas yaitu, tempat yang biasa ditinggali, kandang, padang rumput, kebiasaan,
adapt, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Bentuk jamak ethos
adalah ta etha yang berarti adat kebiasaan. Arti jamak inilah yang digunakan
Aristoteles (384-322 SM) untuk menunjuk pada etika sebagai filsafat moral. Kata
‘moral’ sendiri berasal dari kata latin mos (jamaknya mores) yang juga berarti
kebiasaan atau adat. Kata ‘moralitas’ dari kata Latin
Etika merupakan penelaahan standart moral, proses
pemeriksaan standart moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah
standart tersebut masuk akla atau tidak untuk diterpkan dalam situasi dan
permasalahan kongkrit. Tujuan akhir standar moral adalah mengembangakan
bangunan standart moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut.
2. Etika
Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan
salah.studi ini berkonsentrasi pada standart moral sebagaimana telah diterapkan
dalam kebijakan,institusi, dan perilaku bisnis.etika bisnis juga merupakan
standart formal yang diterapkan kedalam system dan organisasi yang digunakan
masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan
diterapkan kepada orang-orang yang ada dalam organisasi.
3. Globalisasi
Globalisasi
adalah nama dari revolusi dunia yang hampir menyentuh seluruh sendi kehidupan
manusia, bahkan menyentuh relung hati yang paling dalam. Dari sisi ekonomi,
globalisasi ditandai dengan adanya kapatilisme pasar bebas. “Mahkluk “ inilah
yang menjadi tulang punggung globalisasi. Prinsipnya, semakin kita membiarkan
kekuatan pasar berkuasa dan semakin kita membuka perekonomian bagi perdagangan
bebas dan kompetisi, perekonomian anda akan semakin efisien dan berkembang
pesat.
Pelanggaran etika bisnis di era globalisasi ini merupakan hal yang wajar dan
biasa saja. Besarnya perusahaan dan pangsa pasar, tidak menutup
kemungkinan terjadinya pelanggaran-pelanggaran etika berbisnis sekalipun telah
diawsai dengan ketatnya per-aturan. Banyak pelanggaran etika bisnis yang
dilakukan oleh para pembisnis yang tidak bertanggung jawab. Hal ini membuktikan
terjadinya persaingan bisnis yang tidak sehat dengan tujuan untuk menguasai
pangsa pasar dan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya demi kemajuan
perusahaan tanpa memperdulikan etika berbisnis. Menghalalkan segala cara adalah
salah satu cara untuk menguasai pangsa pasar dan mencari keuntungan yang
besar. Dengan demikian, untuk mewujudkan bisnis yang menguntungkan dan
sehat, maka etika dan norma bisnis harus dijalankan tanpa harus
menghalalkan segla cara bahkan mengorbanak lawan bisnis.
Macam-Macam
Contoh Pelanggaran Etika Bisnis
1.
Pelanggaran etika bisnis terhadap hukum
Sebuah perusahaan X karena kondisi perusahaan yang pailit akhirnya memutuskan
untuk melakukan PHK kepada karyawannya. Namun dalam melakukan PHK itu,
perusahaan sama sekali tidak memberikan pesongan sebagaimana yang diatur dalam
UU No. 13/2003
tentang
Ketenagakerjaan. Dalam kasus ini perusahaan x dapat dikatakan melanggar
prinsip
kepatuhan terhadap hukum.
2. Pelanggaran
etika bisnis terhadap transparansi
Sebuah Yayasan X menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran
baru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp 500.000,- kepada setiap siswa baru.
Pungutan sekolah ini sama sekali tidak diinformasikan kepada mereka saat akan
mendaftar, sehingga setelah diterima mau tidak mau mereka harus membayar.
Disamping itu tidak ada informasi maupun penjelasan resmi tentang penggunaan
uang itu kepada wali murid. Setelah didesak oleh banyak pihak, Yayasan baru
memberikan informasi bahwa uang itu dipergunakan untuk pembelian seragam guru.
Dalam kasus ini, pihak Yayasan dan sekolah dapat dikategorikan melanggar
prinsip transparansi.
3. Pelanggaran
etika bisnis terhadap prinsip kejujuran
Sebuah perusahaan pengembang di Sleman membuat kesepakatan dengan sebuah
perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah perumahan. Sesuai dengan kesepakatan
pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada kontraktor. Namun dalam
pelaksanaannya, perusahaan kontraktor melakukan penurunan kualitas spesifikasi
bangunan tanpa sepengetahuan perusahaan pengembang. Selang beberapa bulan
kondisi bangunan sudah mengalami kerusakan serius. Dalam kasus ini pihak
perusahaan kontraktor dapat dikatakan telah melanggar prinsip kejujuran karena
tidak memenuhi spesifikasi bangunan yang telah disepakati bersama dengan
perusahaan pengembang
4. Pelanggaran
etika bisnis terhadap prinsip empati
Seorang nasabah, sebut saja X, dari perusahaan pembiayaan terlambat membayar
angsuran mobil sesuai tanggal jatuh tempo karena anaknya sakit parah. X sudah
memberitahukan kepada pihak perusahaan tentang keterlambatannya membayar
angsuran, namun tidak mendapatkan respon dari perusahaan. Beberapa minggu
setelah jatuh tempo pihak perusahaan langsung mendatangi X untuk menagih
angsuran dan mengancam akan mengambil mobil yang masih diangsur itu. Pihak
perusahaan menagih dengan cara yang tidak sopan dan melakukan tekanan
psikologis kepada nasabah. Dalam kasus ini kita dapat mengakategorikan pihak
perusahaan telah melakukan pelanggaran prinsip empati pada nasabah karena
sebenarnya pihak perusahaan dapat memberikan peringatan kepada nasabah itu
dengan cara yang bijak dan tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar